Sabtu, 02 April 2011

Materi Broadcasting

RANGKUMAN MATERI BROADCASTING

PENGERTIAN BROADCASTING
Broadcasting adalah Proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi dan media lainnya. Dalam broadcasting juga memperdalam ilmu kemasyarakatan, artinya bagaimana cara kita untuk terjun langsung dan berhadapan dengan masyarakat luas.
Pendidikan broadcast meliputi :
1.Presenter
2.Kameramen
3.Wartawan media
4.Dunia perfilman, seperti: sutradara, produser, editing dll.
Konsentrasi Broadcasting Memberi Pengajaran, Pedidikan dan Pelatihan kepada mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja di bidang penyiaran baik radio maupun televisi. Bahkan konsentrasi ini sangat diminati oleh mereka yang berjiwa kreatif di bidang audiovisual.
Peluang-peluang kerja yang dimungkinkan berdasarkan konsentrasi antara lain:
1. Presenter
2. Master of Ceremony
3. Reporter Radio televisi
4. Anchor
5. Script Writer
6. Creative Program Radio, Televisi, dan Production House
7. Konsultan Media
8. Penulis Skenario dan Sutradara
Menurut medianya, penyiar dikelompokkan menjadi dua yaitu: penyiar radio dan penyiar televisi. Berikut akan dibahas tentang kedua media penyiaran tersebut.

I. MEDIA SUARA/AUDIO (RADIO)
Media suara atau audio identik dengan media radio yang memang pendengarnya hanya bisa menikmati suara saja tanpa ada visualisasi ataupun teks.

Kelebihan Media suara atau audio (Radio) adalah:
a. Dalam hal penyampaian informasi atau berita lebih cepat bahkan bisa saat itu juga.
b. Biasanya media ini bisa dinikmati sambil melakukan aktifitas yang lainnya. Jadi pendengar tidak harus memantau di depan radio, tetapi bisa menemani aktifitas pendengarnya di mana pun.
c. Biaya produksi ataupun biaya yang diperlukan khalayak untuk mendengarkan radio relatif murah, bahkan bisa di dengar tanpa menggunakan listrik tetapi menggunakan baterai. Hal inilah mengapa sampai sekarang radio masih digemari oleh khalayak apalagi yang ada di pedesaan.
d. Pendengar yang buta huruf pun bisa memahami apa yang disampaikan oleh siaran radio. Jadi khalayak yang tidak berpendidikan pun bisa menikmati media ini.
e. Bahasa yang digunakan bersifat bahasa tutur, jadi mudah dimengerti oleh pendengarnya.
f. Pendengar tidak terbatas baik dari segi umur, pendidikan, wilayah dan sebagainya. Meskipun sekarang sudah banyak radio yang tersegmentasi.

Kekurangan Media suara atau audio ( Radio ) adalah:
a. Informasi yang disampaikan hanya sekilas dan tidak bisa diulang, jadi pendengar tidak bisa mengerti secara detail tentang berita yang disampaikan, karena memang bahasanya sederhana dan tidak didukung oleh visualisasi. Pendengar hanya bisa membayangkan saja.
b. Jumlah berita yang disampaikan oleh radio terbatas. Dalam waktu satu jam mungkin hanya tersaji 2 atau 3 berita, itu pun berita yang paling penting dan sensasional.
c. Karena radio penyebarannya melalui alat pemancar, maka khalayak pun juga hanya bisa menikmati radio selama terjangkau oleh daya pancar radio tersebut. Apalagi kalau cuaca yang kurang baik biasanya radio agak melemah daya pancarnya. Sehingga khalayak yang jauh tidak bisa menikmati siaran radio.
d. Saat mendengarkan berita di radio kita harus mengikuti jadwal atau waktu dimana radio tersebut akan menyajikan siaran berita.

A. SEJARAH PENYIARAN RADIO DI INDONESIA
Perkembangan penyiaran radio di Indonesia diawali pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1925 oleh Prof. Komans dan Dr. De Groot yang berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun relai di Malabar, Jawa Barat. Peristiwa ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan NIROM. Penyiaran radio di Indonesia dimulai dengan berkembangnya radio amatir yang menggunakan perangkat pemancar radio sederhana yang mudah dirakit. Tahun 1945, Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio sederhana buatan sendiri. Pada tahun 1966, mengudara radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan kesatuan-kesatuan aksi dalam perjuangan orde baru.
Pada tanggal 11 September 1945, rapat yang dihadiri oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI). Rapat juga sepakat memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.



B. KARAKTERISTIK PENYIAR RADIO
Menjadi seorang penyiar radio diperlukan sifat / karakteristik antara lain:
1. DJ As Sales Person
Penyiar mempunyai peranan untuk membuat pendengar tertarik, antusias, dan ingin kembali mendengarkan lagu-lagu yang diputar, selain lagu, penyiar juga harus bisa membuat pendengar berminat untuk mendengarkan spot iklan yang diputar, mengikuti pesan-pesan di dalam spot iklan tersebut dengan rasa ingin tahu bahkan mempercayai semua pesan-pesan yang disampaikan. Penyiar adalah salesperson yang mampu mengemas seluruh komponen “barang dagangannya” yang berupa lagu, iklan dan informasi.
2. Penyiar sebagai Sahabat Pendengar
Televisi biasanya diletakkan di suatu ruang yang cukup lega agar dapat ditonton secara bersama-sama, berbeda dengan radio yang memiliki sifat lebih pribadi dan lebih intim. Pakar komunikasi bahkan mengatakan ”Radio is a portable friend”, sahabat yang bisa dibawa kemana-mana bahkan di tempat pribadi sekalipun yaitu di tempat tidut atau kamar mandi. Karena sifat radio yang pribadi itulah maka seorang pemyiar harus berusaha menjadikan sahabat yang baik bagi pendengarnya. Sebagai sahabat yang punya derajat yang setara, pendengar biasanya tidak suka penyiar yang terlalu menggurui, berpenampilan monoton, kasar, sombong, suka melecehkan, merendahkan bahkan menghina pendengar. Jadi pendengar suka penyiar yang bisa dijadikan sahabat yang hangat, wajar dan tidak dibuat-buat.
3. Pendengar : Orang Kedua Tunggal
Penyiar menyapa pendengarnya harus akrab, dilandasi suasana intim, sangat personal, direndahkan volumenya tetapi tetap meiliiki power sehingga terdengar seperti sedang bercakap-cakap dengan sahabatnya, dan menyapa pendengarnya dengan “anda” atau “kamu” bentuk kata ganti orang kedua tunggal dengan menggunakan idiom-idiom bahasa percakapan layaknya berbicara dengan temannya.
4. Personality Lebih Penting dari pada Suara yang Bagus
Bukan hanya karakteristik suara atau kemampuan vokal tetapi juga karakteristik kepribadian bahwa menjadi seorang penyiar dituntut untuk lebih terbuka, lebih bisa familiar dengan orang-orang. Pada umumnya pendengar lebih tertarik pada apa yang dibicarakan penyiar dan bagaimana penyiar itu menyampaikannya dari pada bagus tidaknya suara penyiar tersebut. Seorang penyiar adalah salah satu sumber kepercayaan dan sumber informasi bagi pendengar, sehingga penyiar harus jujur dalam menyampaikan informasi, jika informasi belum pasti jangan disampaikan karena akan mericuhkan pendengarnya jika informasi yang disampaikan ternyata tidak benar, selain itu penyiar juga harus hangat, bersahabat, berpengetahuan luas, serta kritis, sehingga informasi yang diberikan bermutu dan dapat dipercaya.

C. TEKNIK PENYIARAN RADIO
Dalam produksi siaran radio terdapat proses pemancaran sinyal frekuensi audio dengan menggunakan gelombang radio. Gelombang dengan frekuensi radio ini, disebut gelombang pembawa (carrier wave). Amplitudo dan frekuensi gelombang dapat berubah-ubah menurut irama sinyal yang hendak disiarkan. Perubahan amplitudo ini disebut dengan modulasi.
Tiga komponen utama dalam pemancar radio :
1. Mikropon
2. Rangkaian pemancar
3. Antena
Proses kerja rangkaian pemancar disebut sebagai modulasi (perpaduan gelombang radio dan gelombang audio). Penggabungan frekuensi radio (RF) dengan frekuensi audio (AF) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem AM (amplitudo modulation) dan sistem FM (frequency modulation). Sistem AM menghasilkan sinyal RF yang amplitudo-nya selalu berubah-ubah namun frekuensinya tetap. Sistem FM menghasilkan sinyal RF yang frekuensi berubah-ubah namun amplitudo-nya tetap.

D. KONSEP PRODUKSI ACARA RADIO
Produksi siaran radio mengandung beberapa kekuatan utama media, antara lain :
a. Sebagai kekuatan sosial
Dalam pembuatan programnya bisa mengandung hubungan kepentingan yang baik maupun kepentingan yang buruk bagi masyarakat. Acara-acara yang ditawarkan oleh penyiaran radio biasanya mencerminkan ”need and wants” yang bernilai bagi masyarakat.
b. Sebagai alat penting media periklanan
Dalam penyiaran radio, yang memiliki kemampuan untuk meyakinkan pendengar, mengandung tujuan agar masyarakat mendengarkan promosi produk sehingga berdampak pada penjualan produk tersebut. Karena itu, perkembangan penyiaran radio masa kini, lebih berorientasi kepada industri penyiaran yang menghasilkan atau mendapatkan uang.
c. Sebagai sumber informasi
Penyiaran radio juga berfungsi sebagai sumber informasi utama untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Selain hiburan atau musik, acara berita atau informasi adalah jenis program yang disukai oleh masyarakat.
Secara etika, memang radio memiliki kelebihan dengan koran – ”jika stasiun radio menyiarkan berita atau informasi yang menarik dan disukai oleh pendengar, hal ini bisa digunakan sebagai alat untuk meningkatkan jumlah nilai jual bagi stasiun penyiaran radio yang bersangkutan.”

E. STRUKTUR ORGANISASI PENYIARAN RADIO
Sebelum membahas tentang struktur organisasi penyiaran radio, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang bidang kerja di radio secara umum.
a. Perencanaan siaran
b. Administrasi siaran
c. Produksi siaran (jurnalistik dan hiburan)
d. Promosi/pemasaran siaran
Dalam menentukan team radio, ada beberapa tipologi broadcaster yang didambakan yaitu kreatif, intelek, komunikatif, rajin, disiplin, motivator tim dalam bekerja, dan mampu menjadi contoh. Struktur departemen dari stasiun penyiaran radio sangat bervariasi disesuaikan dengan ukuran. Dalam struktur organisasi dengan tipe stasiun penyiaran ukuran sedang (medium-size radio station), strukturnya adalah sebagai berikut :
1. General Manager
2. Sales Manager
3. Program Director
Dalam tingkatan manajer ini memiliki tanggung jawab akan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan stasiun penyiaran radio, pemeliharaan hubungan dengan komunitas, serta monitoring isi program, jumlah pendengar, dan informasi penjualan.
1. General Manager mempunyai tanggung jawab menyusun rencana kerja stasiun penyiaran radio, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Selain itu mengarahkan dan mengelola pengembangan dan penerapan rencana kerja sekaligus mengawasi, mengevaluasi kerja stasiun penyiaran radio secara menyeluruh untuk memenuhi pencapaian sasaran pendengar dan sasaran penjualan dengan memperhatikan efektivitas operasional stasiun penyiaran radio.
2. Sales and Promotion Manager memiliki fungsi merencanakan dan mengelola kegiatan promosi dan penjualan stasiun penyiaran radio sesuai dengan strategi promosi yang telah ditentukan, serta mengarahkan segala aktivitas penjualan untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Program Director memiliki tanggung jawab untuk merumuskan dan menetapkan programming penyiaran radio yang memenuhi bentuk format penyiaran radio yang telah ditetapkan oleh perusahaan termasuk aspek-aspek pendukung keberhasilan penyiaran radio, dengan memperhatikan kebutuhan pendengar sekaligus kebutuhan pengiklan.
Tiga belas kerangka dasar untuk optimalisasi kerja seorang pengarah program antara lain :
1. Monitoring (memonitor)
2. Act (bertindak)
3. Create (mencipta)
4. Involve yourself with your people (libatkan diri anda dengan semua karyawan anda)
5. Get input (cari masukan)
6. Be aware of the competition (selalu siapkan diri anda dalam hubungan dengan persaingan atau kompetisi)
7. Involve yourself in the community (libatkan diri dalam komunitas)
8. Be postive (selalu bersikap positif)
9. Share (selalu mau berbagi)
10. Review your goal (ricek tujuan)
11. Set an example (berikan contoh)
12. Be conscious (selalu sadar akan biaya yang anda keluarkan/hemat)
13. Do something (lakukan sesuatu)

F. PENATAAN MUSIK DI RADIO
Musik merupakan satu diantara tiga pilar utama siaran radio, selain Informasi dan Iklan. Malahan hingga hari ini, bagi sebagian besar radio siaran, musik masih menjadi pilar yang mendominasi isi siaran. Bagi radio-radio dalam kategori ini, musiklah yang dijadikan nafas utama menarik perhatian pendengar.
Menyimak perjalanan sejarah radio di Amerika sebagai ekspresi sejarah keradioan dunia, perhatian para pengelola radio untuk menata musiknya dalam siaran terjadi justru waktu radio terlibas kelahiran TV di sekitar 1950-an. Tahun-tahun inilah "The olden Era" radio memudar. Tetapi kreativitas pengelola radio tidak surut. Mereka berpikir keras apa yang dapat membangkitkan pamor radio. Kiatnya waktu itu putarlah rekaman-rekaman musik yang diterbitkan industri rekaman. Maklum, saat itu radio siaran lebih suka menyajikan siaran musik "live" di studio, dengan menampilkan orkes-orkes musik. Hasilnya ? Pupuslah ramalan-ramalan bahwa radio akan hancur gara-gara TV. Malahan radio siaran berkembang hingga saat ini, dan berhasil mendudukkan dirinya sebagai salah satu pilihan media massa dengan kekuatan karakteristiknya sendiri.
Maka kalau diamati kinerja radio siaran masa kini, khususnya dalam penanganan siaran musik, kita akan menemukan fungsi-fungsi dan jabatan dasar, termasuk mekanisme dalam proses produksinya. Penjabarannya sebagai berikut:

1. PENATA MUSIK - MUSIC DIRECTOR
Bagi radio siaran yang menempatkan musik sebagai elemen siaran yang utama, posisi Penata Musik bersifat mutlak. Jabatan dan fungsi lain boleh tidak ada, tapi untuk posisi ini harus ada. Kalaupun tidak memungkinkan, maka fungsi Penata Musik dapat dibebankan kepada Penata Acara (Programme Director)
a. Tugas Penata Musik
- Menyeleksi musik
- Mengakuisisi karya-karya rekaman
- Menyiapkan daftar lagu (playlist)
- Menyusun urutan lagu yang akan terputar (airplay)
- Membina hubungan dengan sumber-sumber rekaman
b. Jaringan Kerja Penata Musik
Penata Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari konteks kebijakan siaran. Karena itu dalam mekanisme organisasi keradioan, atau mekanisme siaran, Penata Musik harus bekerja sama dengan Penata Program sebagai induknya. Penataan musik bagaimanapun tidak bisa lepas dari kebijakan siaran secara umum. Bukankah musik menjadi bagian dari konsep penyiaran. Dengan kerja sama yang baik, serta sadar kedudukannya, maka Penata Musik dianggap mampu menjaga Format Siaran dan "positioning" yang dibangun radio itu.
c. Syarat Penata Musik
Dengan demikian, penata musik dikategorikan baik kalau yang bersangkutan menguasai syarat-syarat sebagai berikut :
- Daya Musikal. Tidak ada artinya kalau penata musik sama sekali miskin selera musiknya. Persoalan lagu enak dan tidak memang relatif. Tetapi kalau dia mampu mewakili selera pendengar secara umum, maka dialah penata musik yang pasti dibutuhkan radio.
- Konsisten pada Kebijakan. Penata musik harus tegas dan konsekuen pada kebijakan format dan kebijakan lainnya. Misalnya taat pada hasil penelitian musik, atau hasil penelitian selera pendengar, kebijakan format musik dan lainnya. Sekali ketegasan terlanggar, maka jangan harap penyiar lainnya akan mendukung kebijakannya.
- Rapi dalam Administrasi. Radio membutuhkan penata musik yang mampu menjabarkan kebijakan-kebijakan nya dalam administrasi yang rapi. Minimal perencanaannya tergambar dari konsep-konsep dan tabel perencanaan musik yang bisa dilihat siapapun.
- Wakil Selera Pendengar. Kesimpulan yang lain, penata musik yang baik kalau seleranya kompromis dengan selera pendengar. Berarti dia mampu menjadi koki restoran yang memasak sesuai selera pembeli. Bukan menghidangkan masakan yang disukainya.

2. FORMAT MUSIK
Apa yang dimaksud dengan format musik, sederhanya adalah identitas musik yang akan ditandai pendengarnya. Format musik pula yang akan meneguhkan identitas radio yang bersangkutan. Misalnya, apakah sebuah radio akan diidentifikasikan sebagai radio dangdut, rock, pop, jazz, tradisional atau bahkan radio dengan segala macam musik. Intinya, bahwa radio yang bersangkutan memiliki patokan-patokan jelas dalam kebijakan siaran musiknya.
a. Alasan Penerapan Format
Dalam sejarah perkembangan fomat musik disebut, alasan kelahiran format karena :
- Penajaman identitas radio, agar mendapatkan tempat di masyarakat karena dengan mudah mengingat radio bersangkutan.
- Konsekuensi pemilihan segmentasi pendengar tertentu, sehingga terjadilah pembatasan selera sesuai dengan khalayak pendengar yang dituju.
- Upaya mengatasi persaingan dengan sesama radio lain. Daripada bertempur memperebutkan segmentasi khalayak pendengar tertentu, lebih baik melayani segmentasi pendengar yang lain. Sehingga format musiknyapun menjadi lebih spesifik.
- Menghindari pertempuran dengan radio lain dalam hal format. Sebagai bukti kreativitas yang berbuntut ke pemasaran dan aspek komersialnya, radio memilih format tertentu agar bisa membedakan spesifikasi siarannya dengan radio lain. Pokoknya ada upaya tampil beda.
b. Dasar Penetapan Format Musik
Apabila anda bertugas sebagai penata musik, alasan-alasan apa saja yang dipakai dalam rangka memutuskan pilihan format musik. Khususnya pertimbangan apa saja yang dijadikan acuan.
- Pilihan Segmentasi Khalayak Pendengar. Terdapat korelasi langsung antara format musik dengan khalayak pendengar yang dipilih. Pendekatan segmentasi baik secara demografis maupun psikografis, sangat menentukan selera musiknya.
- Pertimbangan Komersial Pilihan format musik di sini lebih tertuju pada peluang bisnis. Artinya, format musik dipilih dengan pertimbangan paling disukai mayoritas pendengar. Karena raihan pendengar yang besar, lebih mendekatkan radio tersebut ke pemasangan iklan. Yang berlaku adalah hukum dagang, "Berilah gula untuk mendapatkan semut".
- Ketersediaan Material. Pilihan format musik bisa saja didasarkan pada kemudahan mendapatkan material musik. Karena dengan kemudahan tersebut, berarti kelanggengan format musik bisa terjaga. Bayangkan, ketika radio telah menetapkan format musik, tahu-tahu sulit mendapatkannya di pasar, berarti kemacetan perkembangan terjadi di ambang pintu.
- Dana. Pertimbangan dana adalah hal yang sangat lumrah. Pilihan format musik juga memperhitungkan keberlangsungan keuangan radio dalam hal pengadaan materi musik. Contoh aktual di masa krisis moneter 1998, terpaan badai sangat terasa bagi radio berformat Top-40. Sebagian dari mereka membeli musik-musik terbaru langsung dari Amerika atau Eropa. Maka ketika fluktuasi Rupiah terhadap dollar Amerika melemah, berarti radio bersangkutan harus mengeluarkan anggaran berlipat untuk membeli materi musik.
- Kemampuan Sumber Daya Manusia. Sangat memungkinkan pilihan format musik karena pertimbangan kemampuan Sumber Daya Manusia yang tersedia di radio itu. Meski sebenarnya tidak boleh demikian, tetapi sangat mungkin format musik dipilih dalam rangka menyesuaikan kapasitas penata musik dan penyiarnya.

3. MACAM-MACAM FORMAT MUSIK
Hingga saat ini format musik di radio berkembang sangat hebat. Jumlahnya membengkak, tergantung dari kreativitas insan radio siaran. Hanya yang patut dicatat, penetapan format musik menggunakan pendekatan terminologi khas keradioan. Pendekatannya bisa saja berbeda dengan industri musik, atau berbeda pula dengan terminologi mennurut teori musik.


Contoh-contoh Format Musik yang standar hingga saat ini
- Top 40 (kecenderungan untuk anak muda)
- Adult Contemporary (kecenderungan untuk pendengar dewasa)
- Oldies (kecenderungan untuk pendengar berusia lanjut)
- Spesifik (jazz, country, klasik, rock dan sebagainya)
- Rhythm and Blues (disco, hip-hop, rap, acid dan lainnya)
- Spiritual Music
- Musik Tradisional
Dari format musik yang merupakan kerangka-kerangka tersebut, masing-masing masih akan bercabang lagi menjadi beberpa klasifikasi. Hal ini sangat dimungkinkan, tergantung dari kemampuan untuk mengiris-iris dan membuatnya lebih spesifik. Tergantung apakah ada pendengarnya yang merupakan lapis spesifik pula.

4. MEKANISME PENATAAN MUSIK
Kegiatan penataan musik sangat menentukan keberhasilan penerapan format musik di radio. Untuk itu diperlukan dua kemampuan utama, yaitu:
a. Pola Penyeleksian Musik
Dalam tahap pertama ini, penata musik dibutuhkan kemampuannya untuk melakukan proses seleksi lagu atau musik yang memenuhi syarat pemutaran. Secara teknis rujukan untuk menyeleksi musik berangkat dari konsep format yang ditetapkan. Sementara teknis penerapannya memperhatikan faktor-faktor, antara lain:
- Jenis Musik. Berdasarkan kesepakatan format musik, penting menyeleksi jenis-jenis lagu yang layak pilih. Proses seleksi jenis musik maksudnya untuk menghindari kemungkinan ada pilihan-pilihan musik yang ternyata melenceng dari format. Bisa saja pilihan jenis lagu itu sejenis atau beberapa jenis, tergantung format musiknya apa.
- Era. Selain pendekatan pada jenis, penting pula memperhatikan era lagu yang terpilih. Dalam konteks ini dipertimbangkan juga segmentasi pendengar. Karena itu disiplin pada era musik yang sesuai format juga harus terjaga.
- Tempo. Yang dimaksud dengan tempo adalah "beat". Pemilihan lagu dengan tempo yang bervariasi sangat penting untuk mengatasi kendala kebosanan terhadap sajian musik di radio. Karena itu sejak awal penata musik harus memperhitungkan strategi penyusunan komposisi musik melalui variasi tempo.
- Tingkat Popularitas. Ada hubungan yang sangat dekat antara kesukaan seseorang pada musik atau lagu karena faktor popularitas lagu tersebut. Semakin lagu itu populer maka tingkat "memorabilia" nya makin tinggi. Karena itu ada kecenderungan, seseorang sangat senang dengan lagu yang memenuhi kenangannya. Tetapi tidak semua lagu atau musik harus disajikan seperti ini. Karena pada konsep Top-40, pendengar remaja lebih suka pada karya-karya baru, ketimbang yang punya kenangan.
- Prosentase. Pertimbangan prosentase dilaksanakan karena dalam perencanaan program siaran, selalu harus diperhitungkan keberadaan elemen-elemen lain yang non-musik. Misalnya dalam perencanaan siaran selama 60 menit, harus dibuat peta prosentase antara kapling Penyiar, Informasi, Iklan dan Musik. Apabila kapling musik telah ditetapkan prosentasenya, maka dalam proses seleksi bisa direncanakan dengan tepat. Artinya tidak perlu menyediakan terlalu banyak lagu, padahal yang terpakai tidak semua. Atau malah terlalu sedikit sehingga kekurangan.
b. Pola Penayangan Musik
Setelah tahapan seleksi, maka kegiatan berikutnya adalah menayangkan musik atau lagu di siaran. Proses ini juga sangat penting, karena percuma saja proses seleksi berjalan bagus, sementara penyiarannya mengabaikan strategi. Berikut beberapa tahapan pola penayangan musik.
- Menentukan Jumlah Lagu Per-Jam. Dalam rangka efektivitas penyediaan musik atau lagu, penata musik harus menentukan jumlah lagu setiap jam.
- Teknik Penempatan Musik Atau Lagu. Aplikasi penayangan musik atau lagu yang paling kongkrit adalah mengatur komposisinya dalam setiap jam acara. Artinya, penata musik atau penyiar akan memilih lagu apa yang diputar pertama kali.

II. MEDIA AUDIO VISUAL/ VIDEO (TELEVISI)
Media audio visual atau video (Televisi) merupakan media yang sekarang sedang digemari oleh khalayak. Dengan tayangan yang begitu jelas, khalayak bisa melihatnya atau memantaunya ber jam- jam. Acara dalam televisisi pun biasanya dikemas semenarik mungkin sehingga khalayak dari semua kalangan baik anak- anak maupun dewasa semua menggemari.

Kelebihan Media Televisi
a. Daya Jangkau yang luas. Jangkauan siaran televise semakin luas ketika UU Penyiaran memungkinkan adanya stasiun penyiaran local yang bisa didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia (Pasal 31 ayat 5 UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002). Hal ini didukung pula dengan harga televise yang semakin murah,s ehingga siaran televise semakin terjangkau oleh masyarakat.
b. Selektifitas dan fleksibilitas. Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif (nonselective medium) dalam menjangkau audiennya, sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit menjangkau segmen audien yang khusus atau tertentu. Namun sebenarnya televise dapat menjangkau segmen audien tertentu tersebut karena adanya variasi komposisi audien sebagai hasil dari isi program, waktu siaran dan cakupan geografis siaran televisi.
c. Siaran televisi menurut Willis Aldridge memiliki flexibility that’s permits adaptation to special needs and interest (fleksibilitas yang memungkinkan penyesuaian terhadap kebutuhan dan kepentingan yang khusus). Dalam hal ini, pemasang iklan dapat membuat variasi isi pesan iklan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau karakteristik wilayah setempat.
d. Fokus perhatian. Karena sifatnya yang audio visual, maka audience membutuhkan waktu khusus serta harus focus dan memperhatikan tayangan pada saat menyaksikannya.
e. Kreatifitas dan efek. Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkannya dan tidak ingin menunjukkan aspek komersil secara mencolok. Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi tersamar oleh program yang tengah ditayangkan. Dengan efek dan kreatifitas ini membuat sesuatu yang sepele menjadi kelihatan luar biasa, sehingga menimbulkan kesenangan dan hiburan bagi penonton.
f. Prestise. Televisi masih dipandang sebagai media yang cukup mahal sehingga bisa tampil di televise menjadi suatu prestise tersendiri. Maka, ketika seseorang tampil di televisi akan lebih cepat dikenal, dan apabila sering tampil di televise bisa menjadi public figure.
g. Mendemonstrasikan penggunaan produk. Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Para penonton dapat melihat dan mendengar yang didemonstrasikan, mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan bahwa diri mereka sedang menggunakan produk.
h. Muncul tanpa diharapkan (intrusion value). Seringkali penonton televise merasa lebih nyaman untuk duduk memperhatikan iklan televise daripada mencoba menghindarinya secara fisik maupun mental.

Kelemahan Media Televisi
a. Dapat dilihat dan didengar oleh kelompok yang relative lebih kecil. Bentuk dan ukuran televise yang tidak portable menyebabkan media ini hanya bisa dilihat pada tempat tertentu dengan audience yang lebih sedikit. Sedangkan, harganya yang cukup mahal membuat tidak semua masyarakat memiliki media ini.
b. Biaya mahal. Produksi program/tayangan yang cukup rumit dan menggunakan peralatan serta tekhnologi maju menyebabkan biaya menjadi mahal untuk penayangan di televisi.
c. Informasi terbatas. Perhitungan biaya tayang suatu program berdasarkan waktu yang sangat ketat (dalam hitungan detik) menyebabkan durasi tayangan menjadi terbatas pula, sehingga informasi yang didapat oleh audience menjadi turut terbatas. Wilis Algride me nyatakan :”…there is little time to develop a selling argument or to include much information about the product”.
d. Penghindaran. Ada kecenderungan audience menghindari saat tayangan yang tidak menarik diputar (zapping).
e. Tempat terbatas. Waktu untuk siaran program acara dan iklan memiliki waktu yang terbatas dan tidak bisa diperpanjang lagi. Apabila diperpanjang akan mempengaruhi kualitas program acara. Selain itu, PP No. 50 Th 2005, pasal 21 (5) menyatakan bahwa waktu siaran iklan lembaga penyiaran swasta paling banyak 20 persen dari seluruh waktu siaran setiap hari.


A. KARAKTERISTIK PENYIAR TV
1. Penyiar TV punya tuntutan khusus yaitu harus mampu “menyampaikan” suatu materi bicara yang sebenarnya “dibaca”.
2. Tampil menarik.
3. Kemampuan mengucapkan kata dan bahasa non verbal serta berekspresi yang wajar dan menarik.
4. Beretika yang baik contoh simple smile.
5. Cerdas.
6. Mampu menyampaikan hal-hal yang menarik bagi penonton karena acara banyak bersifat “live”.

B. PRESENTER TELEVISI
Presenter televisi adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Saat ini istilah itu banyak melekat pada selebritas yang sering memainkan peran ini, meski ada juga orang yang bukan selebriti yang berhasil menekuni karir ini, terutama dalam dunia program anak televisi, dimana selebriti menjadi kurang penting.
Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Pengecualiannya adalah presenter untuk program politik atau iptek yang biasanya merupakan profesional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di bidang tertentu lainnya. Contohnya, pelawak Inggris Michael Palin yang juga menjadi presenter acara travel, hal yang memang menjadi minatnya sejak kecil. Di Amerika Serikat, presenter televisi biasanya disebut sebagai host atau MC (emcee).

Contoh Makalah Antropologi


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
  Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergerakan masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian yang diteliti oleh ilmu antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial. Konsep yang terpenting adalah mengenai proses belajar kebudayaan itu sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia (evolusi kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederahana hingga yang makin lama makin kompleks yang melalui beberapa tahapan-tahapan. Proses lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang disebut proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan (inovasi) yang berkaitan erat dengan penemuan baru (discovery) dan invention (pengembangan penemuan yang telah ada).
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang masing- masing memiliki budaya yang berbeda-beda. Perbedaan itulah yang menjadi ciri khas dan keunggulan Indonesia, Indonesia menjadi unik karena budayanya yang beragam. Keanekaragaman itu ditambah lagi dengan masuknya unsur-unsur budaya asing ke Indonesia. Masuknya budaya asing memperkaya warna kebudayaan Indonesia. Budaya asing itu sendiri masuk melalui 3 macam cara, yaitu difusi, akulturasi, dan asimilasi. Dalam makalah ini juga akan dibahas tentang inovasi, evolusi sosial, sosialisasi dan internalisasi dalam kebuduyaan.

B.       Perumusan Masalah
Makalah ini akan menjelaskan mengenai konsep-konsep difusi, akulturasi, asimilasi inovasi, evolusi sosial, sosialisasi dan internalisasi serta memberikan beberapa contoh hasil-hasil difusi, akulturasi, asimilasi inovasi, evolusi sosial, sosialisasi dan internalisasi dalam kebudayaan Indonesia.
C.     Tujuan Penulisan
 Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman lebih lanjut beberapa cara penggabungan budaya, yaitu difusi, akulturasi, asimilasi, inovasi, evolusi sosial, sosialisasi dan internalisasi, sehingga pada akhirnya pembaca dapat mengerti dan membedakan konsep- konsep di atas.

D.    Manfaat Penulisan
Diharapkan penulisan dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa atau pembaca tentang beberapa cara penggabungan budaya, yaitu difusi, akulturasi, asimilasi, inovasi, evolusi sosial, sosialisasi dan internalisasi, sehingga pada akhirnya pembaca dapat mengerti dan membedakan konsep- konsep di atas.

 













BAB II
KAJIAN TEORI

 I.            AKULTURASI

A.    PENGERTIAN AKULTURASI
Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.

B.     CONTOH AKULTURASI
1.  Kereta Singo Barong (Cirebon).
Kereta Singa Barong, yang dibuat pada tahun 1549, merupakanrefleksi dari persahabatan Cirebon dengan bangsa-bangsa lain. Wajah kereta ini merupakan perwujudan tiga binatang yang digabung menjadi satu, gajah dengan belalainya, bermahkotakan naga dan bertubuh hewan burak. Belalai gajah merupakan persahabatan dengan India yang beragama Hindu, kepala naga melambangkan persahabatan dengan Cina yang beragama Buddha, dan badan burak lengkap dengan sayapnya, melambangkan persahabatan dengan Mesir yang beragama Islam. Kereta ini dibuat oleh seorang arsitek kereta Panembahan Losari dan pemahatnya Ki Notoguna dari Kaliwulu. Pahatan pada kereta itu memang detail dan rumit. Mencirikan budaya khas tiga negara sahabat itu, pahatan wadasan dan megamendung mencirikan khas Cirebon, warna-warna ukiran yang merah-hijau mencitrakan khas Cina. Dalam kereta itu, tiga budaya (Buddha, Hindu, dan Islam) digambarkan menjadi satu dalam trisula di belalai gajah.

2. Keraton Kasepuhan Cirebon
Bangunan arsitektur dan interior Keraton Kasepuhan menggambarkan berbagai macam pengaruh, mulai dari gaya Eropa, Cina, Arab, maupun budaya lokal yang sudah ada sebelumnya, yaitu Hindu dan Jawa. Semua elemen atau unsur budaya di atas melebur pada bangunan Keraton Kasepuhan tersebut. Pengaruh Eropa tampak pada tiang-tiang bergaya Yunani. Arsitektur gaya Eropa lainnya
berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengah lingkaran yang terdapat pada bangunan Lawang Sanga (pintu sembilan). Pengaruh gaya Eropa lainnya adalah pilaster pada dinding-dinding bangunan, yang membuat dindingnya lebih menarik tidak datar. Gaya bangunan Eropa juga terlihat jelas pada bentuk pintu dan jendela pada bangunan bangsal Pringgondani, berukuran lebar dan tinggi serta penggunaan jalusi sebagai ventilasi udara. Bangsal Prabayasa berfungsi sebagai tempat menerima tamu-tamu agung. Bangunan tersebut ditopang oleh tiang saka dari kayu. Tiang saka tersebut diberi hiasan motif tumpal yang berasal dari Jawa. Pengaruh arsitektur Hindu-Jawa yang jelas menonjol adalah bangunan Siti Hinggil yang terletak di bagian paling depan kompleks keraton. Seluruh bangunannya terbuat dari konstruksi batu bata seperti lazimnya bangunan candi Hindu. Kesan bangunan gaya Hindu terlihat kuat terutama pada pintu masuk menuju kompleks tersebut, yaitu berupa gapura berukuran sama atau simetris antara bagian sisi kiri dan kanan seolah dibelah. Pada dinding kiri dan kanan bangsal Agung diberi hiasan tempelan porselen dari Belanda berukuran kecil 110 x 10 cm berwarna biru (blauwe delft) dan berwarna merah kecoklatan. Pada bagian tengahnya diberi tempelan piring porselen Cina berwarna biru. Lukisan pada piring tersebut melukiskan seni lukis Cina dengan teknik perspektif yang bertingkat. Secara keseluruhan, warna keraton tersebut didominasi warna hijau yang identik dengan simbol Islami. Warna emas yang digunakan pada beberapa ornamen melambangkan kemewahan dan keagungan dan warna merah melambangkan kehidupan ataupun surgawi. Bangunan Keraton Kasepuhan menyiratkan perpaduan antara aspek fungsional dan simbolis maupun budaya lokal dan luar. Mencerminkan kemajemukan gaya maupun kekayaan budaya bangsa Indonesia.

3. Barongsai
Kesenian Barongsai, yang awalnya berasal dari Kebudayaan Tionghoa, kini telah berakulturasi dengan kesenian lokal.

 II.            ASIMILASI

A.    PENGERTIAN ASIMILASI
Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Secara singkat, asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Asimilasi. Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang canpuran.



B.     CONTOH ASIMILASI
Contohnya, perubahan-perubahan perilaku yang juga terjadi kerika seorang imigran menyimpang dari pola-pola budaya lama yang dianutnya dan mengganti pola-pola lama tersebut dengan pola-pola budaya baru. Lebih jelas, amerikanisasi merupakan contoh khusus dari asimilasi. Salah satu contoh proses asimilasi adalah program transmigrasi yang dilaksanakan di Riau pada masa pemerintahan Orde Baru. Program transmigrasi ini tidak hanya berhasil meratakan jumlah penduduk di berbagai pulau di Indonesia, tetapi program transmigrasi ini juga mengakibatkan terjadinya asimilasi, terutama di wilayah Riau. Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang menghasilkan budaya baru, misalnya Jawa-Melayu, Mandailing-Melayu, dan lain sebagainya.

  1. SOSIALISASI

A.     PENGERTIAN SOSIALISASI
Ketika bayi dilahirkan, dia tidak tahu apa-apa tentang diri dan lingkungannya. Walau begitu, bayi tersebut memiliki potensi untuk mempelajari diri dan lingkungannya. Apa dan bagaimana dia belajar, banyak sekali dipengaruhi oleh lingkungan sosial di mana dia dilahirkan. Kita bisa berbahasa Indonesia karena lingkungan kita berbahasa Indonesia; kita makan menggunakan sendok dan garpu, juga karena lingkungan kita melakukan hal yang sama; Demikian pula apa yang kita makan, sangat ditentukan oleh lingkungan kita masing-masing.
     Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknai sebagai sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita. Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
B.     CONTOH SOSIALISASI
Contoh sosialisasi yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan- kebiasaan dalam kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu. Individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya.
Salah satu bentuk proses perubahan sosial yang terwujud dalam masyarakat dengan kebudayaan primitif maupun dengan kebudayaan yang kompleks atau maju, adalah proses imitasi yang dilakukan oleh generasi yang lebih muda terhadap kebudayaan dari generasi yang lebih tua. Proses imitasi dilakukan dengan belajar meniru, yang belum tentu atau bahkan yang kebanyakan tidak sempurna, dari berbagai pola tindakan generasi orang tua. Sehingga hasilnya adalah adanya perubahan yang berjalan secara lambat dan teratur, dan yang baru terasa perubahannya setelah dilihat dalam suatu jangka waktu yang panjang dari proses pewarisan kebudayaan tersebut.


  1. DIFUSI

A.    PENGERTIAN DIFUSI
Difusi adalah salah satu bentuk penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu  tempat ke tempat lainnya. Penyebaran ini biasanya dibawa oleh sekelompok manusia yang melakukan migrasi ke suatu tempat, sehingga kebudayaan mereka turut melebur di daerah yang mereka tuju. Difusi adalah proses pembauran suku yg mayoritas dan minoritas, di mana yang minoritas menyatakan dirinya mengikuti kebiasaan/adat/budaya suku mayoritas, dengan demikian suku minoritas hilang identitasnya.
Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia. Difusi merupakan salah satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-ilmu antropologi diakronik.
Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individu-individu dari kebudayaan lain.

B.     CONTOH DIFUSI
 Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata yang ada dalam Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri merupakan contoh hasil dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai kata dalam Bahasa Indonesia merupakan hasil serapan dari bahasa asing dan bahasa-bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain.
 Berbagai kontak budaya yang terjadi dalam masyarakat, menyebabkan terjadinya difusi dalam struktur Bahasa Indonesia. Proses difusi yang menyebabkan munculnya kosakata baru dalam Bahasa Indonesia terbagi dalam 2 proses, yaitu :
1)      Difusiekstern yaitu penyerapan kosakata asing oleh Bahasa Indonesia yang mengubah Bahasa Indonesia ke arah yang lebih modern. Dampak dari difusiekstern ini terlihat dari kreativitas orang-orang Indonesia, yang memadukan berbagai unsur bahasa asing sehingga menjelma menjadi bentuk kata-kata baru, seperti : gerilyawan, ilmuwan, sejarawan, Pancasilais, agamis, dan lain-lain.
2)      Difusiintern yaitu timbulnya hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa (seperti masuknya kata lugas, busana, pangan dll) atau dengan bahasa Sunda (kata-kata nyeri, pakan, tahap, langka) mengenai penyerapan kosakata.

  V.            INOVASI

A.    PENGERTIAN INOVASI
 Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu penemuan baru (discovery) dan invention (pengembangan penemuan yang telah ada).
Inovasi sangatlah penting bagi terjadinya suatu perubahan budaya. Sebab perubahan dalam aspek budaya apapun tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses penemuan yang kemudian menghasilkan perubahan besar. Perubahan melalui penemuan baru itu, berlangsung dengan proses belajar yang mungkin cukup lama, setahap demi setahap baru kemudian dihasilkan. Hasil inovasi tersebut ketika diterapkan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan menghasilkan suatu perubahan. Bisa jadi hasil inovasi tersebut kemudian dipinjam dan menyebar sehingga tidak lagi menjadi milik masyarakat lainnya.

B.     CONTOH INOVASI
 Contoh Inovasi, Misalnya dalam penemuan pesawat terbang yang ditemukan oleh bangsa Eropa pada abad ke-19, hasil inovasi tersebut telah menyebar ke berbagai negara, bahkan ke Indonesia. Namun demikian yang menarik perhatian para ahli antropologi adalah bagaimana proses ditemukannya nilai inovasi tersebut. Proses penemuan berlangsung seiring dengan kebutuhan masyarakat.

 VI.            INTERNALISASI

A.    PENGERTIAN INTERNALISASI
Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya.

B.     CONTOH INTERNALISASI
Contoh Internalisasi adalah Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis. Contoh lainnya, adalah adanya hasrat atau keinginan yang kuat dalam diri setiap individu untuk  menguasai kebudayaan orang lain.











BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki warisan budaya yang sangat kaya. Berbagai macam tradisi dan adat-istiadat yang dimiliki Indonesia seperti menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Indonesia menjadi kaya karena budayanya. Kekayaan budaya itu ditambah lagi dengan masuknya berbagai unsur kebudayaan asing ke dalam Indonesia melalui proses asimilasi dan akulturasi. asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga menghasilkan suatu kebudayaan baru, yang berbeda dengan kebudayaan aslinya. Asimilasi ini biasa terjadi pada golongan minoritas dan golongan mayoritas pada suatu tempat.
 Sedangkan Akulturasi adalah bergabungnya dua kebudayaan atau lebih sehingga menciptakan suatu kebudayaan baru, tanpa menghilangkan kepribadian dari kebudayaan asli. Indonesia yang dirajut dari aneka suku bangsa (etnik), juga pendatang dari berbagai bangsa, sampai sekarang tidak mengalami lagi kepiluan teramat sangat tentang pembauran. Kebudayaan tidak berdiri sendiri. Persentuhan kebudayaan akan selalu terjadi, yang kita butuhkan adalah persentuhan kebudayaan yang bersahabat, Seperti asimilasi dan akulturasi.
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul akibat adanya kontak sosial. Sedangkan Akulturasi adalah keharusan kebudayaan selama manusia saling melakukan kontak. Golongan yang mengalami proses asimilasi adalah golongan mayoritas dan golongan minoritas. Biasanya, golongan minoritaslah yang menguhah sifat khas dari unsur-unsur kubudayaannya, dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan mayoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilangan kepribadian kebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas. Kalau demikian terminologinya, yang diperlukan adalah saling toleran, tidak sekadar memenangkan sembari menghapus kebudyaan minoritas. Tidak dapat pula dipungkiri, kebudayaan yang tangguh akan ‘memakan’ kebudayaan yang tidak berkualitas, (tidak mampu bersaing). Hal tersebut dapat kita simak dalam kehidupan sehari-hari.

B.     SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa apa yang kami tulis masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan, baik dari segi isi (materi) dan sistematika penulisan. Olehnya itu, penulis meminta sumbangsi saran dan pemikiran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan makalah ini, sehingga menjadi suatu bahan bacaan yang dapat bermanfaat untuk setiap orang yang membacanya.


















Selasa, 22 Maret 2011

DESAIN GRAFIS


PENGERTIAN DESAIN GRAFIS
1.      Desain grafis adalah cabang ilmu dari seni desain yang dalam perkembangannya desain grafis dibantu oleh komputer dalam mendesain sebuah object. Orang yang bekerja dalam bidang ini di sebut seorang desainer dan seorang desainer harus memiliki minimal 5 (lima) dimensi keilmuan yaitu wawasan teknologi, wawasan sains, wawasan seni, wawasan sosial dan budaya, wawasan filsafat dan etika.
2.      Desain grafis:
§  Bagian dari interface yang terlihat dan menimbulkan cita rasa
§  Sesuatu yang seseorang lihat pertama kali, dan menimbulkan kesan serta mempengaruhi tingkat emosi (mood).
Salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi.Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain. (http://www.scribd.com/doc/20828506/Pengertian-Desain-Grafis).
3.      Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau
gambarpage layout. Desainer grafis untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni disain
grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Jasa desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin.
(http://www.scribd.com/doc/22593584/Definisi-Desain-Grafis).
4.      Desain Grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya,  seperti gambar atau fotografi.Desain grafis didefinisakan sebagai aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri”. Aplikasi – aplikasi ini dapat meliputi periklanan, packaging, perfilman dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk insitusi, produk perusahaan, lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi.
5.      Pengertian Desain Grafis Menurut Para Tokoh
(source of:http://belajargrafis.ismywebsite.com)
a.      Menurut Suyanto desain grafis didefinisikan sebagai ” aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri“. Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi.
b.      Jessica Helfand mendefinisikan desain grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-eleman ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat.
c.       Menurut Danton Sihombing desain grafis mempekerjakan berbagai elemen seperti marka, simbol, uraian verbal yang divisualisasikan lewat tipografi dan gambar baik dengan teknik fotografi ataupun ilustrasi. Elemen-elemen tersebut diterapkan dalam dua fungsi, sebagai perangkat visual dan perangkat komunikasi.
d.      Warren dalam Suyanto memaknai desain grafis sebagai suatu terjemahan dari ide dan tempat ke dalam beberapa jenis urutan yang struktural dan visual.
e.       Sedangkan Blanchard mendefinisikan desain grafis sebagai suatu seni komunikatif yang berhubungan dengan industri, seni dan proses dalam menghasilkan gambaran visual pada segala permukaan.


HUBUNGAN DESAIN GRAFIS DAN KOMUNIKASI

Desain grafis dalam pandangan Ilmu Komunikasi adalah metode menyampaikan pesan visual berwujud teks dan gambar dari komunikator kepada komunikan. Dalam mendesain surat kabar misalnya, desainer grafis memerlukan pengetahuan tentang kebisaaan sang pembaca media agar dengan mudah mendesain tata letak dan visual yang cocok. Ini dengan motif agar pesan yang hendak disampaikan oleh media tersebut diterima dan sampai pada pembaca. Desain grafis juga lazim disebut desain komunikasi visual.
Hafied Cangara (2000) dalam Pengantar Ilmu Komunikasi mencatat bahwa komunikasi bisa berlaku sebagai seni. Jelas Cangara, komunikasi memiliki nilai estetika yang diterapkan dalam praktik-praktik komunikasi seperti penulisan berita, roman, novel, penyiaran untuk radio, televisi, seni grafika (grafis-pen), retorika, akting, penulisan skenario, penulisan buku dan sebagainya. Maka. jelaslah terdapat benang merah yang menghubungkan komunikasi dengan praktik desain grafis.